Kalimat itu selalu saja memenuhi tiap sel dalam otakku.
Di saat kaum pendukung emansipasi menelanjangi aturan-aturan adat,
mengapa hanya hal ini yang dibiarkan tetap pada posisinya.
Aku wanita. Bukan perhiasan dunia.
Aku punya hak untuk bicara.
Aku mencintaimu. Tidak lebih dan tidak kurang.
Aku mencintaimu saat kau membenciku.
Aku mencintaimu saat semua berkata TIDAK untukku.
Aku mencintaimu saat dunia melihatmu.
Dan aku mencintaimu meski saat ini aku tak mungkin memilikimu,
Apakah esok ? Apakah esok masih ada kesempatan ?
Ah, hapuskan memori di kepalaku ini.
Aku tidak ingin mengingat bahwa...
Aku telah terpilih oleh ciptaan Tuhan lainnya. Sayang, bukan kau.
Yogyakarta, 8 september 2013
Yogyakarta, 8 september 2013
0 komentar:
Post a Comment