Malunya aku hari ini. Aku terjatuh di depan perpustakaan. Dan seorang laki-laki datang membantuku berdiri. Dia mengulurkan tangannya, “Sepertinya gadis cantik ini perlu bantuan.” Kurasa wajahku memerah saat itu.
Dia Reza. Anak kelas dua IPA. Kuharap aku bertemu lagi dengannya.Selasa, 14 Februari 2010
Valentine sungguh menyebalkan buatku. Lagi-lagi Reza mendapat banyak cokelat. Dari Rena, Maya, Dewi, Siska, Nunia, Alina dan gadis lain yang memujanya. Aku juga sudah membuat cokelat sejak kemarin. Sialnya, aku tak cukup punya persediaan nyali untuk memberikannya.
Rabu, 8 April 2010
Sore ini, aku melihat pertandingan sepakbola. Tentu saja bukan pertandingannya yang kuperhatikan. Tetapi Reza. Dia selalu membuatku terpesona di mataku. :D
Kamis, 19 Juni 2010
Hari ini Reza menyatakan cinta padaku. Aku menerimanya dengan senang hati. Jelas saja, aku sudah lama memendam rasa padanya. Dan kini aku tahu dia menyukaiku juga. Dunia jadi terlihat lebih indah.
Jum’at, 27 Agustus 2010
Reza marah padaku. Alasannya ? Sungguh sepele. Aku pergi makan dengan sahabat laki-lakiku. Mungkin dia cemburu. Tapi seharusnya tidak begitu. Seharusnya dia percaya padaku. Yaah aku tau tidak ada yang seharusnya.
Sabtu, 7 Oktober 2010
Sabtu, 7 Oktober 2010
Sudah empat bulan aku menjalin hubungan ini. Reza sangat sempurna. Tapi hanya saja dia terlalu sempurna dan aku merasa seperti ada sesuatu yang hilang. Dia baik. Amat sangat baik. Tidak hanya padaku. Memang begitulah sifatnya. Satu hal yang ingin kuketahui. Apakah dia juga sebaik ini pada yang lainnya ? Apa dia berbeda padaku ? Aku seperti tidak mengenal dirinya.
Minggu, 12 Desember 2010
Aku berada di perpustakaan ketika Reza melintas di taman sekolah. Aku sedang menutup pintu ketika tiba-tiba Hana, adik kelasku terjatuh tepat di hadapan Reza. “Sepertinya gadis cantik ini perlu bantuan.” Masih teringat dengan jelas bagaimana Reza mengatakan itu padaku. Dan sekarang pada Hana. Dasar laki-laki. Benar, kebaikannya bukan untukku. Tapi untuk jutaan wanita bodoh lainnya.
Yogyakarta, 1 Juni 2011
mak jleb chak, haha... tiga kalimat terakhir itu apalagi..
ReplyDeletehaha makasih cek. wah emang yang terakhir yang jadi point ceritanya :)
ReplyDelete